Suatu hari seorang saudagar
kayu sedang mencari beberapa penebang pohon. Maka akhirnya didapatlah dua orang
penebang bernama si Kurus dan si Gendut. Di hari pertama mereka bekerja, si
Gendut langsung menebang pohon dengan semangat. Sedangkan si Kurus duduk santai
terlebih dahulu sambil mempersiapkan kapaknya. Hari itu si Gendut mampu
menebang dua puluh batang pohon dan si Kurus hanya lima batang. Sang saudagar
memuji hasil kerja si Gendut sehingga membuatnya sangat bangga.
Esoknya, mereka kembali
bekerja. Sama seperti sebelumnya, si Gendut langsung menebang pohon dengan
semangat dan si Kurus mempersiapkan peralatannya dengan santai. Hari itu hasil
pohon yang mereka tebang berubah. Si Gendut menebang enam belas batang pohon
dan hasil tebangan si Kurus meningkat menjadi delapan. Esoknya dan esoknya lagi
juga terjadi seperti itu. Hasil tebangan si Gendut semakin menurun. Berbeda
dengan hasil tebangan si Kurus yang terus meningkat hingga lebih banyak dari si
Gendut.
Si Gendut seakan tak terima
dengan hal tersebut. Hari berikutnya ia menebang pohon dengan semangat
berkali-kali lipat. Hatinya semakin panas ketika melihat si Kurus masih santai
mempersiapkan peralatannya, bahkan lebih lama dari biasanya.
Akhirnya, sore pun tiba. Letih
yang amat sangat dirasakan oleh si Gendut. Tangannya sudah seperti mati rasa
karena ia mengeluarkan banyak sekali tenaga saat menebang tadi. Tapi ia sangat
puas karena yakin pohon tebangannya bisa lebih banyak dari yang bisa ditebang
si Kurus.
Namun ternyata ia harus kecewa. Hasil tebangannya
masih lebih sedikit dari si Kurus. Ia penasaran dan bertanya pada si Kurus
kenapa bisa menebang pohon lebih banyak dibandingkan dirinya. Padahal ia telah
menebang lebih giat.
Maka ia tahu penyebab si Kurus bisa menebang lebih
banyak. Itu karena si Kurus rajin mengasah kapaknya sebelum menebang pohon.
Sedangkan si Gendut tidak pernah mengasah kapaknya sehingga akhirnya kapak
tersebut semakin tumpul. Kapak yang tumpul akan membuat si penebang kesulitan
ketika menebang pohon.
Esoknya, si Gendut mengikuti kebiasaan si Kurus
untuk mengasah kapak terlebih dahulu. Hingga pada akhirnya ia bisa menebang
pohon lebih banyak dari hari sebelumnya.
Pesan
Moral: Rajinlah mengasah apa yang kamu miliki, misalnya bakat kamu agar kamu
dapat menggunakannya dengan maksimal
Diceritakan
kembali dari sebuah dongeng di salah satu edisi majalah BOBO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar