Welcome Myspace Comments

Selasa, 24 Januari 2012

Miko yang Rakus

Miko adalah seekor monyet yang rakus. Ia suka sekali makan. Hampir semua buah yang ditemuinya ia makan. Padahal ia tak memiliki satu pohonpun di hutan. Ternyata ia sering mencuri buah milik penghuni hutan lain. Akhirnya Miko dimusuhi oleh para penghuni hutan sehingga ia kesulitan untuk mendapatkan buah.
Suatu hari, Miko melihat sebatang pisang yang hanyut di sungai. Ternyata Nana, si Batang Pisang “tolong, selamatkan aku,” teriaknya, Kemudian dengan sigap Miko menangkap dan menariknya ke tepi sungai sebelum Batang Pisang hancur karena arus sungai yang deras. “Terima kasih,” kata si Batang Pisang. Katanya lagi, “apa yang bisa kuberikan untuk membalas kebaikanmu?”
Miko diam. Ia memikirkan bayaran apa yang bisa ia minta dari sebatang pisang yang baru diselamatkannya itu. “Ah, aku ingin makan buah pisang yang banyak setiap hari,” katanya. Lalu Batang Pisang berkata, “baiklah, tapi kau harus menanam dan merawatku dengan baik.” “Tidak masalah,” jawab Miko.
Kemudian Miko menanam Nana di tanah dekat rumahnya. Sesuai dengan permintaan Nana, Miko merawatnya dengan baik. Hingga beberapa hari kemudian, dari tubuh Nana tumbuh banyak sekali buah pisang. Miko sangat girang. “Hore, sekarang aku tak lagi kesulitan mendapatkan makanan.” Lalu ia memakan pisang-pisang itu dengan lahap. Nana memperingatkan dia agar makan secukupnya saja. Namun Miko tak peduli. Ia memakan semua buah pisang itu, dari yang telah matang sampai yang masih kecil. Dan karena kenyang, ia tertidur.
Esoknya ia bangun dengan hati yang gembira. Katanya dalam hati, “hari ini aku akan makan banyak pisang lagi.” Namun ia terkejut ketika melihat di tubuh Nana hanya ada tunas yang baru tumbuh. “Mengapa tak ada pisang? Bukankah kau berjanji untuk menyediakan pisang padaku setiap hari?” Dan Nana si Batang Pisang menjawab dengan tak kalah kesal, “iya, aku memang berencana untuk memberikanmu makan buah pisang setiap hari. Tapi kau terlalu rakus. Kau telah menghabisi jatah pisangmu untuk beberapa hari.”
Miko terdiam. Ia sangat menyesal karena kemarin memakan semua pisang. Seandainya ia tidak terlalu rakus dan hanya memakan buah pisang secukupnya, mungkin sekarang ia bisa menikmati buah pisang lagi. Namun kini ia harus menunggu sampai tunas di tubuh Nana itu berubah menjadi pisang.
Nah, adik-adik, kita tidak boleh menjadi orang yang rakus. Makanlah secukupnya dan pergunakan suatu barang sesuai dengan kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar